Jannik Sinner Berlatih Dalam Ruangan Sambil Menunggu Hasil MRI

Penulis:ace Waktu Terbit:2025-07-10 Kategori: news

## Sinner Bertahan: Latihan Intens di Tengah Kekhawatiran Cedera SikuWimbledon, Inggris – Di tengah hiruk pikuk persiapan perempat final Wimbledon, satu sosok menarik perhatian: Jannik Sinner.

Petenis muda Italia ini terlihat memasuki lapangan dalam ruangan untuk berlatih pada hari Selasa, meskipun bayang-bayang cedera siku menghantuinya.

Kabar ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran di kalangan penggemar dan analis tenis.

Sinner, yang dijadwalkan menghadapi petenis Amerika Serikat, Ben Shelton, di perempat final pada hari Rabu, tampak bertekad untuk tidak menyerah pada kondisi fisiknya.

Meskipun hasil MRI masih ditunggu, Sinner memilih untuk terus berlatih, sebuah indikasi kuat dari mentalitas juaranya.

Latihan di dalam ruangan ini, menurut pengamatan saya, bukanlah latihan ringan.

Beberapa sumber terpercaya melaporkan bahwa Sinner fokus pada variasi pukulan forehand dan backhand, serta peningkatan akurasi servis.

Ini menunjukkan bahwa dia berusaha untuk meminimalisir tekanan pada sikunya, sembari tetap mempertajam elemen-elemen kunci dalam permainannya.

Keputusan Sinner untuk berlatih di tengah kekhawatiran cedera adalah pedang bermata dua.

Di satu sisi, ini menunjukkan komitmen dan tekad yang luar biasa.

Di sisi lain, risiko memperparah cedera selalu ada.

Ini adalah kalkulasi yang rumit, dan Sinner, bersama tim pelatihnya, jelas telah menimbang pro dan kontranya dengan cermat.

Shelton, lawannya di perempat final, adalah petenis muda yang penuh semangat dengan servis yang mematikan.

Jika Sinner tidak berada dalam kondisi fisik 100%, Shelton berpotensi memanfaatkan kelemahan tersebut.

Namun, Sinner adalah petenis yang cerdas.

Dia memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan situasinya dan menemukan cara untuk menang, bahkan ketika tidak dalam kondisi terbaiknya.

Statistik menunjukkan bahwa Sinner memiliki rekor yang solid di lapangan rumput, dengan persentase kemenangan yang cukup tinggi.

Namun, cedera siku ini bisa menjadi faktor penentu.

Pertanyaannya adalah, seberapa jauh Sinner mampu menahan rasa sakit dan tetap tampil di level puncaknya?

Sebagai seorang jurnalis olahraga, saya telah menyaksikan banyak petenis berjuang melawan cedera.

Beberapa berhasil mengatasinya dan meraih kemenangan yang tak terlupakan, sementara yang lain terpaksa mengubur impian mereka.

Di mana Sinner akan berakhir?

Hanya waktu yang akan menjawabnya.

Namun, satu hal yang pasti: tekad Sinner untuk berlatih di tengah ketidakpastian adalah bukti dari karakter seorang juara.

Dia siap menghadapi tantangan apa pun, dan dia tidak akan menyerah tanpa perlawanan.

Sekarang, kita hanya bisa menunggu hasil MRI dan berharap yang terbaik untuknya.

Semoga Sinner bisa mengatasi cedera ini dan memberikan penampilan terbaiknya di Wimbledon.